Petani Kalteng Resah, Kemarau Berkepanjangan Ancam Gagal Panen

Palangkaraya, Kalimantan Tengah – Kabar buruk menghantui para petani di berbagai wilayah Kalimantan Tengah. Musim kemarau yang datang lebih awal dan berlangsung kemarau berkepanjangan menyebabkan lahan pertanian mengalami kekeringan parah. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar akan ancaman gagal panen yang dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan petani.

Pantauan hingga Rabu, 23 April 2025, menunjukkan bahwa sejumlah kabupaten di Kalteng, seperti Kotawaringin Timur, Seruyan, dan Kapuas, mengalami dampak paling parah akibat kemarau berkepanjangan. Sawah-sawah yang seharusnya mulai menghijau kini terlihat kering dan retak. Sumber-sumber air irigasi pun menyusut drastis, membuat petani kesulitan untuk mengairi lahan pertanian mereka.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sinar Harapan di Desa Pundu, Kotawaringin Timur, Bapak Slamet (55 tahun), mengungkapkan keputusasaannya akibat kemarau berkepanjangan ini. “Sudah hampir dua bulan hujan tidak turun. Padahal, padi kami baru memasuki masa pertumbuhan. Kalau terus seperti ini, kami pasti gagal panen,” ujarnya dengan nada cemas saat dihubungi melalui telepon.

Dampak kemarau berkepanjangan tidak hanya dirasakan oleh petani padi, tetapi juga petani komoditas lain seperti jagung dan sayuran. Kekeringan menyebabkan tanaman layu dan pertumbuhan terhambat. Bahkan, di beberapa daerah, petani terpaksa gagal tanam karena tidak adanya sumber air yang memadai.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan telah berupaya melakukan langkah-langkah antisipasi. Kepala Dinas Pertanian, Bapak Aryo Sadewo, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau perkembangan cuaca. Selain itu, sosialisasi mengenai teknik penghematan air dan bantuan pompa air juga telah disalurkan kepada kelompok-kelompok tani yang terdampak.

“Kami menyadari betul keresahan para petani akibat kemarau berkepanjangan ini. Kami terus berupaya mencari solusi terbaik, termasuk mengoptimalkan sumber-sumber air yang ada dan memberikan bantuan teknis kepada petani,” jelas Bapak Aryo. Pihaknya juga mengimbau petani untuk mengasuransikan lahan pertanian mereka sebagai langkah mitigasi risiko jika terjadi gagal panen. Diharapkan, langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi dampak kerugian yang dialami petani akibat musim kemarau yang ekstrem ini.