Di Pulau Jawa, Bahasa Jawa Kuno berkembang pesat, menjadi medium bagi lahirnya karya-karya sastra adiluhung yang tak ternilai harganya. Periode ini mencerminkan puncak kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa, yang tidak hanya meninggalkan jejak arsitektur megah, tetapi juga warisan literatur yang mendalam. Menariknya, keindahan dan nilai-nilai sastra ini bahkan lestari hingga ke Kalimantan, menunjukkan pengaruh budaya yang meluas.
Salah satu mahakarya yang dihasilkan adalah Kakawin Ramayana, sebuah epos yang ditulis ulang dalam konteks lokal Jawa. Kakawin ini bukan sekadar terjemahan, melainkan interpretasi ulang yang kaya akan detail kebudayaan dan lanskap Jawa. Bahasa yang digunakan dalam karya ini menunjukkan kekayaan kosakata dan kehalusan gaya bahasa pada masanya, menjadi fondasi bagi sastra klasik.
Tak kalah penting adalah Kakawin Bharatayuddha. Ditulis pada masa Kerajaan Kediri, kakawin ini mengisahkan puncak perang saudara dalam wiracarita Mahabharata dengan gaya yang epik dan penuh makna filosofis. Karya-karya ini menjadi cerminan pemikiran, kepercayaan, dan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa Kuno, sebuah warisan intelektual yang tak ternilai.
Kejayaan sastra ini tidak hanya dinikmati di Pulau Jawa. Melalui jalur perdagangan dan interaksi budaya, pengaruhnya menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Kalimantan. Naskah-naskah kuno yang ditemukan di Kalimantan menunjukkan adanya salinan atau adaptasi dari karya-karya Jawa Kuno, membuktikan jangkauan pengaruh yang sangat luas.
Pelestarian karya sastra di Kalimantan merupakan fenomena menarik. Meskipun geografisnya terpisah, nilai-nilai universal dan keindahan bahasa dalam kakawin-kakawin tersebut mampu menembus batas. Ini menunjukkan betapa kuatnya daya tarik dan relevansi spiritual serta artistik dari sastra Jawa Kuno bagi masyarakat di luar Jawa.
Keberadaan sastra Jawa Kuno yang lestari di Kalimantan juga mengindikasikan adanya hubungan budaya yang erat antar pulau di Nusantara pada masa lampau. Perjalanan para sastrawan, pendeta, atau pedagang mungkin turut membawa serta naskah-naskah ini, kemudian diadaptasi dan dipelajari oleh masyarakat setempat, sebuah jalinan budaya yang kuat dan saling memengaruhi.
Hingga kini, studi tentang Bahasa Jawa Kuno dan karya sastranya masih terus dilakukan. Upaya pelestarian melalui digitalisasi naskah, penerjemahan, dan penelitian akademik sangat penting untuk memastikan warisan ini tidak punah. Ini adalah tugas bersama untuk menjaga api kejayaan literatur nenek moyang tetap menyala.
Secara keseluruhan, Bahasa Jawa Kuno telah melahirkan karya-karya sastra adiluhung seperti Kakawin Ramayana dan Bharatayuddha, mencerminkan kejayaan kerajaan Hindu-Buddha di Jawa. Yang luar biasa, warisan ini bahkan lestari hingga ke Kalimantan, membuktikan daya sebar dan nilai abadi dari kebudayaan Jawa Kuno. Mari kita terus lestarikan khazanah berharga ini.
