Legenda Nyi Roro Kidul dan hubungannya dengan Kerajaan Mataram Islam adalah salah satu kisah mistik paling kuat di Jawa. Hubungan ini dipercaya sebagai perjanjian gaib yang menjadi fondasi kekuasaan para raja Mataram. Jalur Spiritual ini menciptakan narasi bahwa Ratu Laut Selatan bukan hanya mitos, melainkan entitas yang memiliki peran krusial dalam menjaga keharmonisan dan kedaulatan kerajaan di masa lalu.
Kisah yang paling populer menyebutkan bahwa perjanjian itu dimulai pada masa Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram. Dikatakan bahwa ia melakukan tapa brata di tepi Laut Selatan dan bertemu dengan Nyi Roro Kidul. Dari pertemuan gaib inilah terjalin ikatan kesetiaan timbal balik, di mana Ratu Laut Selatan berjanji untuk melindungi keturunan Mataram.
Perjanjian ini kemudian menciptakan suatu Jalur Spiritual khusus yang hanya bisa diakses oleh raja-raja yang memimpin Mataram. Mereka dipercaya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara langsung atau melalui ritual tertentu dengan sang Ratu. Hubungan ini diyakini memberikan legitimasi spiritual tambahan pada kekuasaan raja, memperkuat posisi mereka di mata rakyat.
Secara simbolis, Laut Selatan dianggap sebagai batas dan penyeimbang kekuatan Kerajaan Mataton. Gunung Merapi di utara melambangkan kekuatan maskulin dan api, sementara Laut Selatan melambangkan kekuatan feminin dan air. Keseimbangan kosmis ini harus dipertahankan melalui hubungan harmonis antara Raja Mataram dan Nyi Roro Kidul.
Hingga saat ini, di Keraton Yogyakarta dan Surakarta yang merupakan penerus Mataram, tradisi dan ritual penghormatan kepada Nyi Roro Kidul masih terus dijalankan. Ritual seperti labuhan, yaitu pelarungan sesaji ke laut, adalah manifestasi nyata dari upaya raja untuk memelihara Jalur Spiritual yang telah diwariskan secara turun-temurun dari para leluhur Mataram.
Bagi sebagian budayawan Jawa, kisah ini lebih dari sekadar takhayul. Ia adalah kearifan lokal yang mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam. Nyi Roro Kidul dapat dilihat sebagai personifikasi dari kekuatan lautan yang harus dihormati. Raja yang berhasil menaklukkan dan menghormati alam, maka ia akan mampu memimpin rakyatnya.
Penggunaan warna hijau oleh beberapa bangsawan Mataram, terutama untuk busana tertentu, juga sering dikaitkan dengan Nyi Roro Kidul. Warna hijau dan tradisi ritual ini memperkuat narasi tentang Jalur Spiritual yang telah mengakar kuat dalam budaya istana. Semuanya adalah bagian dari upaya simbolis untuk menegaskan koneksi suci antara istana dan alam gaib.
Warisan mistik Nyi Roro Kidul dan raja-raja Mataram adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Jawa. Kisah ini terus hidup, mengajarkan tentang harmoni, kekuasaan, dan tanggung jawab spiritual. Kisah ini menunjukkan bahwa di Jawa, politik dan spiritualitas seringkali berjalan beriringan, dipersatukan oleh legenda agung Ratu Laut Selatan.
